Ilustrasi By :
Aldy Ian
Ada pelajaran penting yang dapat saya tangkap
dari interaksi sosial yang terjalin selama ini, bahwa salah satu bentuk usaha
untuk membahagiakan diri sendiri dan orang lain adalah dengan memberikan
penghormatan yang pantas dengan yang dihormatinya. Salah satu contohnya,
memanggilnya dengan sapaan yang disenanginya, yakni dengan namanya yang
sebenarnya atau gelarnya.
Sungguh dingin dan berat perasaan orang yang menyebut nama
saudaranya dengan konteks-konteks yang tidak jelas misalnya, "Anda, si Ini" atau
"si Itu". Apakah dengan memanggil seperti itu Anda ingin orang lain tidak mengenal Anda, memanggil Anda dengan nama yang
salah, atau menyapa dengan gelar yang tidak benar? Saya tidak yakin.
Sikap mengabaikan dan menjatuhkan orang lain menunjukkan ketidakpekaan perasaan dan keras kepala.
Seorang isteri yang telah berusaha mengatur rumah, merapikan
posisi perabot, dan menambahkan wangi-wangian untuk menyegarkan ruangan, tentu
tidak akan habis pikir ketika suaminya masuk dan tidak tidak acuh terhadap usaha
isterinya ini. Tak ada ekspresi apa-apa, dingin. Sikap suami seperti ini akan
memupuskan semangat dan perhatian.
Berilah perhatian terhadap orang lain, ungkapkan rasa terimakasih
Anda terhadap hasil karya orang lain, dan pujilah pemandangan yang bagus, bau
yang menyegarkan, perbuatan yang baik, sifat yang terpuji, qashidah yang
menyentuh, dan buku yang bermanfaat, agar nama Anda dicatat dalam
daftarorang-orang yang bisa membalas budi dan jujur sebagai orang yang
berkepribadian.
Artikel Terkait
Tidak ada komentar:
Posting Komentar