Kehidupan ini umpama arus deras yang sentiasa mengalir tanpa henti. Sebagaimana jiwa kita yang kadang-kadang kuat, kadang-kadang lemah. begitu jugalah kehidupan kita. kadang-kadang kita cukup kuat untuk melangkah arus kehidupan yang serba
ganas atau sekurang-kurangnya mampu bertahan dengan apa yang ada. namun kadang-kadang ketika jiwa kita lemah tak berdaya maka kitapun tewas lalu hanyut dibawa arus
Disaat kita terasing dalam dunia kita sendiri, disaat tidak ada siapa yang menemani kita melainkan kesunyian, keresahan dan kekecewaan. Disaat kita memandang kedepan
segala-galanya kabur dan penuh tanda tanya, disaat kita menoleh kebelakang yang terlihat hanyalah dosa dan ketelanjuran. Disaat jiwa kita benar-benar lemah dan
merasakan kebahagiaan bukan lagi milik kita, bahkan kita merasai kehidupan itu sendiri hampir-hampir tidak ada lagi. Ketika inilah, ketika lilin harapan kita hampir padam dan dunia terasa kelam, kehidupan sebenarnya sedang berbicara kepada kita Kehidupan sedang berbicara kepada kita tentang kehambaan; tentang kekerdilan kita dan keMaha Berkuasaan Sang Pencipta agar kita sedar diri dan merasakan perlunya untuk kita tunduk dan patuh kepadaNya. Untuk kita bermunajat dan meletakkan pengharapan padaNya...
Kehidupan sedang berbicara tentang keinsanan dan kelalaian; betapa mudah
untuk kita terlanjur dengan dosa dan betapa perlu untuk kita insaf dan bertaubat.
Betapa seringnya kita lupa untuk bersyukur dan betapa mudah kita lupa diri
apabila kesenangan dan kekayaan menyelimuti kehidupan.
Kehidupan sedang berbicara tentang sabar dan pasrah, agar jiwa kita semakin
terbina dan semakin kuat hingga kita akan lebih sanggup melaksanakan
tanggungjawab yang lebih besar dan banyak.
Kehidupan sedang berbicara kepada kita bahawa gagal dan berjaya, kecewa dan
bahagia, jatuh dan bangun itu adalah warna-warna dirinya agar kita sedar dimana
kita sedang berdiri dan kemana akan kita aturkan langkah kaki kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar