Image by FlamingText.com
Image by Aldy.com

Jumat, 20 Januari 2012

Belajar Untuk Belajar


Hakikatnya hidup ini merupakan rangkaian proses belajar dan menempa diri agar menjadi lebih baik senantiasa. Sungguh, begitu banyak hal dapat disarikan dari perjalanan detik demi detik kehidupan kita. Hal-hal yang kita rasakan, kita lihat, kita dengar, kita keluarkan melalui lisan, semuanya bisa menjadi sesuatu yang sarat makna dan dapat memperkaya khazanah pengalaman kita untuk selanjutnya dijadikan modal bagi proses perbaikan diri, jika kita mau tentunya.
Little things mean a lot, ya, banyak hal kecil yang sesungguhnya memiliki makna yang begitu besar, jika saja kita mau sedikit lebih memperhatikan, sedikit melihat lebih ke dalam, dan sedikit saja berpikir. Ketika kita hanya memandang sesuatu dengan cara biasa, semuanya akan tampak biasa-biasa saja, tidak ada yang istimewa, seakan memang demikianlah seharusnya.
Ketika peristiwa-peristiwa yang kita temui atau kita jalani hanya lewat begitu saja, maka ia hanya akan menjadi masa lalu hampa nilai yang tidak dapat memberikan pengaruh apa-apa. Padahal jika kita mau sedikit saja menggali lebih dalam, mungkin tidak sedikit bekas-bekas berharga yang tertinggal di sana. Sebagaimana halnya mutiara, sebelum ada yang mengeluarkannya dari cangkang sang kerang, tidak ada yang dapat merasakan pancaran keindahannya.
Menjadi pembelajar sejati, hal yang cukup sulit dilakukan saya rasa. Bagi saya, seorang pembelajar sejati akan selalu mencoba mencari celah pembelajaran dari setiap kejadian yang dialaminya maupun kejadian yang dialami oleh orang lain. Sungguh saya ingin menjadi orang seperti itu: yang senantiasa dapat memaknai hidup dari sudut pandang positif, yang mampu melihat nilai-nilai yang belum tersingkap, serta mampu memunculkan keberhargaan walaupun begitu tersembunyi adanya. Siapa yang tahu di dalam cangkang kerang yang gelap tersimpan mutiara yang begitu indah jika tidak ada yang mencoba menyelam ke dasar lautan dan mendapatkannya. Ya, mutiara itu akan tetap ada, terlepas dari apakah ada yang berusaha membuka cangkang kerang tempatnya bersemayam atau tidak.
Belajar, belajar, dan belajar, menunjukkan bahwa manusia benar-benar makhluk yang memiliki banyak kelemahan dalam dirinya. Belajar, bagi saya merupakan bagian dari proses menyaya (diambil dari istilah seseorang dalam sebuah tulisan *meng-aku), menjadi saya, saya yang benar-benar saya, saya yang benar-benar dapat memberikan banyak manfaat bagi orang lain, semoga. Dan proses ini belum akan berhenti sampai ajal menjelang, dan maut datang menjemput. Saat itulah saya baru dapat menunjukkan dan mengatakan "Inilah saya, saya seutuhnya, saya yang sesungguhnya".

Dibalik Kesulitan Ada Kemudahan

"Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan (Q.S Al Insyiraah: 5-6)
Sebagai siswa disalah satu Pendidikan Kedinasan di Negeri ini, adalah kewajiban untuk menyelesaikan belajar dengan hasil yang memuaskan. Jika kukenang kisah perjalananku masuk di Perguruan Tinggi Kedinasan ini jadi teringat dimana begitu banyak tantangan,hambatan,ujian mental yang dilalui.
Kisah ini dimulai setelah menyelesaikan pendidikan di Sekolah Menengah Tingkat Atas di Kabupaten Rembang di Jawa Tengah. Waktu itu tidak mampu untuk melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi Negeri karena kemampuan ekonomi terbatas, lalu mendaftar di salah satu Pendidikan Militer yang tentunya ada Ikatan dinas, selama pendidikan tidak dikenakan biaya, sehingga tertarik untuk mengikuti tes masuk, kebetulan pula persyaratan administrasi telah sesuai. Tahapan test berikutnya dijalani dan mengalami kegagalan.Tentunya agak kecewa tapi memang mungkin bukan jalan hidupku.
Untuk mengisi aktifitas, selanjutnya merintis wirausaha untuk membantu ekonomi keluarga, dimulai dengan berjualan ayam, dengan cara memasarkan ayam tersebut baik di perkampungan penduduk ataupun pasar tradisional. Dengan menggunakan sepeda motor mulai berkeliling, memang malu juga, karena jika berjumpa dengan teman-teman yang rata-rata melanjutkan pendidikan lagi di perguruan tinggi. Tetapi malu juga tidak menyelesaikan masalah, lalu masa itu dijalani dengan kesabaran dan keikhlasan.
Berbagai permasalahan hidup pun mulai dihadapi, dari kekurangan modal, dan sepeda motor kadang-kadang rusak sehingga pemasaran jadi agak terhambat . Akan tetapi, justru belajar dari kejadian demi kejadian bahwa dalam hidup ini untuk mendapatkan nafkah, harus berjuang. Sehingga dalam bekerja sering berjumpa dan berkomunikasi, dengan petani, ataupun buruh. Merekapun sabar dalam menjalani pekerjaannya walaupun harus bekerja keras.
Satu tahun waktu telah dijalani, jika melihat teman-teman yang berkuliah kadang-kadang ada perasaan iri juga, tetapi harus sabar dengan kenyataan yang sedang dijalani. Sampai pada suatu saat mendapat informasi dari teman, kebetulan waktu itu bersama mengerjakan Sholat Jumat, bahwa ada pendaftaran Perguruan Tinggi kedinasan. Tidak dikenai biaya pendidikan. Kemudian setelah berdiskusi dengan orang tua, dan mereka menyetujui supaya mengikuti tes tersebut.
Mulailah mengikuti tahapan-tahapan tes. Selain tidak lupa selalu berdoa memohon kepada Allah SWT agar diberi kemudahan, begitu juga orang tua. Salah satu tahapan tes harus ke ibukota propinsi di Jateng yaitu di Semarang, sewaktu akan berangkat dengan kendaraan angkutan , tak terasa air mataku pun berlinang, orang tua, sanak saudara melepas kepergianku, tentunya mereka berharap bisa berhasil.
Sesampai di Semarang, mulailah mengikuti tes-tes tersebut dan Ahamdullilah dapat lulus. Tahapan berikutnya harus mengikuti tes terakhir di lokasi tempat Pendidikan di Jatinangor Sumedang, Jawa Barat.
Sewaktu akan berangkat, kembali air mataku berlinang , dalam perjalanan selalu berdoa dan berharap agar dapat lulus sebab jika berhasil tentunya dapat membahagikan orang tua, sanak saudara di kampung. Tes di Jatinangor telah dilalui dan sewaktu pengumuman Alhamdullilah dinyatakan lulus.
Kemudian dengan memakai surat kukirim kabar keberhasilanku kepada keluarga.
Tahap awal pendidikan dijalani,sewaktu pengukuhan menjadi mahasiswa Alhamdullilah orang tua, sanak saudara dapat hadir di Jatinangor, air mata kami berlinang bersyukur kepada Allah SWT ternyata dibalik kesulitan akan ada kemudahan jika berikhtiar dan meluruskan niat.
Sebentar lagi, kurang lebih 5 bulan lagi pendidikan ini diselesaikan, semoga dapat berjalan dengan baik dan ilmu yang telah diperoleh dapat diamalkan dalam kehidupan bermasyarakat. Wallahu'alam. *** (Sandi Muda)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar