Sebuah kisah inspiratif yang layak untuk direnungkan
lain? kita mungkin harus menyadari betapa banyak orang yang telah mengorbankan segala sesuatu untuk
keberhasilan kita. Tak selayaknya kita mengabaikan peran mereka, dan janganlah
menilai seseorang/sesuatu hanya dari 'yang terlihat' saja. [diadaptasi dari 'Whose
Prayer Was More Powerful?']
***
Sebuah kapal karam di tengah
laut karena terjangan badai dan ombak hebat. Hanya dua orang lelaki yang
bisa menyelamatkan diri dan berenang ke sebuah pulau kecil yang
gersang. Dua orang yang selamat itu tak tahu apa yang harus dilakukan.
Namun, mereka berdua yakin bahwa tidak ada yang dapat dilakukan kecuali
berdoa. Untuk mengetahui doa siapakah yang paling dikabulkan, mereka
sepakat untuk membagi pulau kecil itu menjadi dua wilayah. Dan mereka
tinggal sendiri-sendiri berseberangan di sisi-sisi pulau tersebut. Doa
pertama mereka panjatkan, mereka memohon agar diturunkan makanan.
Esok
harinya, lelaki ke satu melihat sebuah pohon penuh dengan buah-buahan
tumbuh di sisi tempat tinggalnya. Sedangkan di daerah tempat tinggal
lelaki yang lainnya tetap kosong. Seminggu kemudian, lelaki yang ke satu
merasa kesepian dan memutuskan untuk berdoa agar diberikan seorang
istri. Keesokan harinya, ada kapal yang karam dan satu-satunya penumpang
yang selamat adalah seorang wanita yang berenang dan terdampar di sisi
tempat lelaki ke satu itu tinggal. Sedangkan di sisi tempat tinggal
lelaki ke dua tetap saja tidak ada apa-apanya. Segera saja, lelaki ke
satu ini berdoa memohon rumah, pakaian, dan makanan. Keesokan harinya,
seperti keajaiban saja, semua yang diminta hadir untuknya. Sedangkan
lelaki yang kedua tetap saja tidak mendapatkan apa-apa. Akhirnya, lelaki
ke satu ini berdoa meminta kapal agar ia dan istrinya dapat
meninggalkan pulau itu.
Pagi harinya mereka menemukan sebuah kapal tertambat di sisi pantainya. Segera saja lelaki ke satu dan istrinya naik ke atas kapal dan siap-siap untuk berlayar meninggalkan pulau itu. Ia pun memutuskan untuk meninggalkan lelaki ke dua yang tinggal di sisi lain pulau. Menurutnya, memang lelaki kedua itu tidak pantas menerima berkah tersebut karena doa-doanya tak pernah terkabulkan.
Pagi harinya mereka menemukan sebuah kapal tertambat di sisi pantainya. Segera saja lelaki ke satu dan istrinya naik ke atas kapal dan siap-siap untuk berlayar meninggalkan pulau itu. Ia pun memutuskan untuk meninggalkan lelaki ke dua yang tinggal di sisi lain pulau. Menurutnya, memang lelaki kedua itu tidak pantas menerima berkah tersebut karena doa-doanya tak pernah terkabulkan.
Begitu
kapal siap berangkat, lelaki ke satu ini mendengar suara dari langit
menggema, 'Hai, mengapa engkau meninggalkan rekanmu yang ada di sisi
lain pulau ini?' 'Berkahku hanyalah milikku sendiri, karena hanya
doakulah yang dikabulkan,' jawab lelaki ke satu ini. 'Doa lelaki temanku
itu tak satupun dikabulkan. Maka, ia tak pantas mendapatkan apa-apa.'
'Kau salah!' suara itu membentak membahana.
'Tahukah kau bahwa rekanmu itu hanya memiliki satu doa. Dan, semua doanya terkabulkan. Bila tidak, maka kau takkan mendapatkan apa-apa.' 'Katakan padaku,' tanya lelaki ke satu itu. 'Doa macam apa yang ia panjatkan sehingga aku harus merasa berhutang atas semua ini padanya?' 'Ia berdoa agar semua doamu dikabulkan!'
Renungan: Kesombongan macam apakah yang membuat kita merasa lebih baik dari yang'Tahukah kau bahwa rekanmu itu hanya memiliki satu doa. Dan, semua doanya terkabulkan. Bila tidak, maka kau takkan mendapatkan apa-apa.' 'Katakan padaku,' tanya lelaki ke satu itu. 'Doa macam apa yang ia panjatkan sehingga aku harus merasa berhutang atas semua ini padanya?' 'Ia berdoa agar semua doamu dikabulkan!'
lain? kita mungkin harus menyadari betapa banyak orang yang telah mengorbankan segala sesuatu untuk
keberhasilan kita. Tak selayaknya kita mengabaikan peran mereka, dan janganlah
menilai seseorang/sesuatu hanya dari 'yang terlihat' saja. [diadaptasi dari 'Whose
Prayer Was More Powerful?']
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar